...

Kisah Misterius Makam Amangkurat I, Jenazah Tidak Membusuk, Kuku dan Rambut Terus Tumbuh

On 5:25:00 PM with No comments


Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap hal – hal mistis memang sangat kental. Kematian tokoh – tokoh besar pun tak luput dari kisah – kisah mistis yang diceritakan dari mulut ke mulut di kalangan masyarakat. Kisah beberapa tokoh memang terdengar seperti tahayul dan terkesan dibuat – buat, namun beberapa lainnya ada yang terbukti benar dan cukup membingungkan banyak pihak.

Kisah Misterius Makam Amangkurat I, Jenazah Tidak Membusuk, Kuku dan Rambut Terus Tumbuh


Salah satu tokoh yang kematiannya diiringi oleh kisah mistis adalah sosok almarhum Susuhan Amangkurat I, Raja Mataram Islam yang jenazahnya disemayamkan di pemakaman Tegal Wangi Pekuncen Adiwerna, Tegal, Provinsi Jawa Tengah.

Kisah yang hingga kini terus diceritakan dari mulut ke mulut dan turun temurun tersebut mengatakan bahwa Amangkurat I jenazahnya tidak pernah membusuk seperti halnya jenazah–jenazah lain pada umumnya. Tidak hanya itu, keanehan lainnya adalah jenazah tersebut adalah jasadnya seperti masih hidup karena rambut dan kukunya terus tumbuh seperti layaknya manusia normal.

Juru kunci Pemakaman Tegal Arum yang bernama Agus Sholeh mengatakan bahwa memang benar kalau cerita tentang keanehan jenazah Amangkurat I masih terus diceritakan secara turun temurun di kalangan masyarakat. Dirinya sendiri mengaku mendengar cerita tersebut dari sang kakek yang tidak lain merupakan juru kunci dua generasi di atasnya.

Menurut cerita Agus Sholeh, konon dulu jenazah Amangkurat I tidak dikijing atau ditutup batu nisan seperti kuburan pada umumnya, akan tetapi hanya ditutup dengan menggunakan kaca saja, sehingga setiap tahun orang – orang dari keraton Solo datang sekaligus melakukan pemotongan kuku dan rambut jenazah. Prosesi tersebut diketahui berlangsung sejak meninggalnya Amangkurat I pada abad ke – 17 atau lebih tepatnya pada tahun 1677 hingga akhir 1960 – an.

Namun setelah tahun 1960 – an ke atas, para tokoh Keraton Kasunanan Surakarta dan para tokoh agama akhirnya sepakat untuk menutup makam Amangkurat I secara permanen dengan batu nisan. Penutupan ini sendiri dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi kemusyrikan.

Sejak penutupan tersebut, maka otomatis tradisi prosesi potong kuku dan rambut oleh Keraton Surakarta sudah tidak lagi dilakukan.
Agus Sholeh juga menuturkan bahwa kakeknya menjadi saksi prosesi potong rambut dan kuku maupun penutupan makam secara permanen tersebut.

Meskipun makam telah ditutup dan prosesi pemotongan rambut dan kuku sudah tidak lagi dilaksanakan, namun hingga saat ini Kesunanan Surakarta masih tetap secara rutin memberikan penghormatan kepada makam leluhurnya tersebut dengan cara mengadakan jamasan setiap tahun di bulan Suro dalam pananggalan Jawa.

Seperti yang kita ketahui, dalam sejarah Amangkurat I adalah Raja Mataram Islam yang juga putra dari Sultan Agung dan naik tahta sejak tahun 1646.
Pada masa pemerintahannya, beliau memindahkan pusat pemerintahan pada tahun 1648 dari Kerta ke Pleret, Bantul yang pada akhirnya mendirikan Kraton di sana. Sayangnya pada akhir era pemerintahannya dia banyak diberontak dan akhirnya berhasil digulingkan oleh Trunajaya dan putra mahkotanya yang kelak akan menjadi Amangkurat II.

Setelah peristiwa penggulingan tersebut, Amangkurat I memutuskan melakukan perjalanan ke barat untuk meminta bantuan kepada VOC di Batavia (sekarang Jakarta). Sayangnya karena kondisi kesehatannya yang menurun, Amangkurat I akhirnya meninggal dalam perjalanan dan dimakamkan di Tegal Arum berdampingan dengan guru sekaligus pengasuhnya saat beliau masih kecil yakni Tumenggung Danupaya atau lebih dikenal dengan Ki Ageng Lembah Manah.


Next
« Prev Post
Previous
Next Post »