...

Kisah Nyata Seputar Detik - Detik Proklamasi yang Tidak Banyak Diketahui

On 10:26:00 PM with 1 comment

Siapa yang tidak mengenal Ir. Soekarno? Rasanya hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenal siapa itu Soekarno, sang proklamator, presiden pertama Indonesia. Namun tahukah anda bahwa proses perjalanan dalam membacakan teks proklamasi menghasilkan beberapa kisah unik yang panjang? 

Kisah Nyata Seputar Detik - Detik Proklamasi yang Tidak Banyak Diketahui


Kisah menarik saat detik-detik pembacaan Proklamasi 

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang dinyatakan telah menyerah kepada sekutu sehingga para pejuang Indonesia mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Masih pada tanggal 14 Agustus setelah peristiwa menyerahnya Jepang, para pejuang yang merupakan golongan muda mendesak para golongan tua agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi golongan tua menentang keinginan tersebut dengan alasan harus melaksanakan konsultasi dalam bentuk PPKI terlebih dahulu.

Selain itu golongan tua juga tidak ingin terburu-buru dalam memproklamirkan kemerdekaan Indonesia karena dikhawatirkan akan terjadi pertumpahan darah apabila tidak dipersiapkan secara matang, mengingat saat itu keadaan masih belum sepenuhnya kondusif.

Ir. Soekarno diculik oleh para pemuda

Pada tanggal 16 Agustus 1945, para pejuang golongan muda yang tergabung dalam gerakan bawah tanah telah kehilangan kesabaran, sehingga pada dini hari tanggal 16 Agustus mereka membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok yang kemudian sekarang dikenal sebagai ‘Peristiwa Rengasdengklok’. Hal itu dilakukan para golongan muda agar Soekarno dan Hatta terhindar dari pengaruh Jepang dalam rapat PPKI.

Kemudian para pemuda tersebut kembali meyakinkan Soekarno dan Hatta bahwa Jepang sepenuhnya sudah menyerah dan apabila kembali ada gangguan dari Jepang saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan maka para pejuang akan siap melawan.

Di Jakarta, para golongan muda yang diwakili Wikana dan golongan tua, Ahmad Soebardjo kembali melakukan perundingan. Alhasil setelah perundingan tersebut Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para golongan muda untuk tidak terburu-buru melaksanakan proklamasi dan juga setuju bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan diberlangsungkan di Jakarta.

Kemudian mereka pun segera menuju Rengasdengklok menjemput Soekarno dan Hatta untuk dibawa kembali ke Jakarta. Setibanya di Jakarta Soekarno dan Hatta bergegas untuk melaksanakan rapat PPKI, namun karena Hotel Des Indes tempat untuk mengadakan rapat sudah ditutup karena melebihi jam 10 malam maka rapat PPKI pun direlokasi ke rumah Laksamana Maeda.

Saat berada di rumah Laksamana Maeda untuk melaksanakan rapat PPKI guna menyiapkan teks proklamasi Maeda pun undur diri untuk menuju kamar tidurnya. Setelah itu penyusunan teks proklamasi dimulai oleh Soekarno, M. Hatta, dan Achmad Soebardjo. Penyusunan tersebut disaksikan oleh Soekarni, B.M Diah, Sudiro, dan Sajuti Melik.

Namun secara mengejutkan saat tengah menyusun teks proklamasi tiba-tiba Shigeta Nishijima mencampuri proses penulisan teks tersebut, dia meminta agar pemindahan kekuasaan Indonesia hanya bersifat administratif. Namun Soekarno dengan tegas menjawab bahwa pemindahan kekuasaan ini berarti ‘Transfer of Power’ bukan hanya administratif semata.

Sesaat setelah penyusunan teks proklamasi dirampungkan Sajuti Melik pun menyalin dan mengetik naskah itu menggunakan mesin ketik yang diambil di kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman, milik Major Dr. Hermann Kandeler. Momen pengetikan teks proklamasi ini dianggap cukup krusial hingga akhirnya kini dibuatkan patung lilin yang menggambarkan momen pengetikkan teks proklamasi dan dapat kita jumpai di Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Lokasi proklamasi mendadak di pindah dari tempat yang direncanakan

Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada awalnya direncakan berlangsung di lapangan Ikada, tapi atas alasan keamanan lokasinya pun dipindahkan ke Jl. Pegansaan Timur No. 56 yang merupakan kediaman Soekarno. Saat ini jalan tersebut telah berganti nama menjadi Jl. Proklamasi No. 1.

Tanggal 17 Agustus 1945 tepat pada jam 5 pagi setelah kesepakatan untuk membacakan teks proklamasi sudah rampung, Bung Hatta berpesan kepada para pemuda untuk segera memperbanyak naskah tersebut untuk kemudian disebarkan seluas-luasnya.

Sebelum upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia dilangsungkan, suasana di lokasi upacara cukup sibuk, Soewirjo memerintahkan pada Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan mulai dari mikrofon hingga pengeras suara.

Lalu disisi lain terdapat Soehoed yang sedang mempersiapkan tiang bendera untuk mengibarkan bendera Sang Saka Merah Putih. Soehoed mencari sebuah bambu yang kemudian dibersihkan dan diberi tali lalu ditancapkannya tak jauh dari teras depan rumah Soekarno.

Sementara proses persiapan sedang berlangsung, rakyat yang mengetahui akan dilaksanakan upacara pun segera pergi memenuhi lokasi. Beberapa orang tampak gelisah karena takut akan ada gangguan dari pihak Jepang.

Bendera dibuat dari sprei dan kain tukang soto

Sebelum upacara dilangsungkan juga telah disiapkan bendera Merah Putih yang sebelumnya dijahit oleh Fatmawati. Bendera tersebut sebenarnya tidak memiliki ukuran yang standar untuk menjadi sebuah bendera kenegaraan, hal ini dimaklumi karena saat itu kondisi sedang tidak kondusif sehingga bendera dibuat dari bahan seadanya, yaitu sisi warna putih yang berasal dari kain sprei dan warna merahnya berasal dari kain tukang soto.

Setelah semua persiapan sudah dirampungkan, segera dilangsungkan upacara untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Acara dimulai tepat jam 10 pagi, diawali dengan pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno yang kemudian dilanjutkan dengan dikibarkannya bendera sang Saka Merah Putih. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan oleh Soewirdjo, Wakil Walikota Jakarta dan Muwardi yang merupakan pimpinan ‘Barisan Pelopor’.

Proses pengibaran bendera awalnya direncanakan agar dikibarkan oleh Trimurti, namun mendapat penolakan atas alasan pengibaran bendera seharusnya dilakukan oleh prajurit. Alhasil ditunjuklah Latief Hendraningrat yang merupakan seorang prajurit PETA dan dibantu oleh Soehoed untuk mengibarkan bendera ‘Sang Saka Merah Putih’.

Upacara Proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung tanpa protokol, sehingga tidak ada korps musik, konduktor, ataupun pancaragam lainnya. Namun hal itu tetap membuat upacara tersebut menjadi sakral dan khidmat sehingga selalu dikenang sampai sekarang dan sepanjang masa.

Pembacaan Proklamasi minta diulang

Setelah selesainya prosesi upacara tersebut, lebih dari 100 orang anggota Barisan Pelopor yang sebelumnya tidak mengetahui bahwa telah terjadi relokasi tempat pelaksanaan proklamasi datang dengan terburu-buru dan langsung memprotes Soekarno dan menuntut pembacaan ulang teks Proklamasi yang kemudian ditolak, sehingga Soekarno hanya memberikan amanat singkat pada mereka.

Setelah upacara Proklamasi kemerdekaan Indonesia selesai tiba-tiba datang 3 orang pembesar Jepang menuju kediaman Bung Karno. Melihat peristiwa tersebut para pejuang RI yang merupakan Barisan Pelopor pun mengepung ke 3 orang Jepang tersebut.

Sesaat setelah itu muncul Bung Karno menemui para pembesar Jepang tersebut dan kemudian terjadi dialog yang menyebutkan bahwa mereka melarang Bung Karno mengucapkan Proklamasi, namun dengan tenang Bung Karno menjawab bahwa pembacaan teks Proklamasi sudah dilangsungkan, dan akhirnya ke 3 utusan Jepang tersebut meninggalkan tempat dengan keheranan.

Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengambil keputusan untuk segera menetapkan dan mengesahkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara kesatuan Republik Indonesia yang kemudian disusul dengan terbentuknya ‘Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik’ atau dikenal dengan sebutan NKRI

Setelah pembentukan UUD selesai maka Soekarno dan M. Hatta resmi terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

Demikianlah beberapa kisah nyata atau fakta sejarah mengenai proses sebelum dilangsungkannya upacara pembacaan teks proklamasi hingga ditunjuknya Soekarno dan M. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini.





Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

1 komentar:

benertah kain bendera dari seprei dan kain nya tukang soto min? referensi mana tuh