Pernahkah anda menonton film serial Susana yang menunjukkan scene saat dimana Susana sedang memerankan diri sebagai setan yang kemudian memesan seporsi makanan pada tukang sate? Jika pernah, maka hal itu tidak hanya terdapat pada dunia film saja, melainkan ada kisah nyata yang sama seperti kejadian itu.
Jika anda penasaran dengan kisahnya maka dibawah ini akan dibagikan 3 kisah mistis seputar pedagang makanan yang dihantui oleh setan, berikut ulasannya:
1. Pedagang sate yang mendapat resep dari setan
Kisah ini berawal dari salah seorang pedagang sate bernama Mamat yang kini memiliki warung makan sate di pinggir jalan, kota Jakarta. Sekarang ini dia menjadi salah satu pedagang sate yang sukses. Namun tahukah anda jika dulunya Mamat adalah pedagang sate biasa yang berkeliling dari kampung ke kampung untuk menjajakan satenya?
Jauh sebelum pak Mamat menjadi pedagang sukses seperti sekarang, dulunya dia adalah pedagang sate yang merantau ke Jakarta bersama istrinya. Awalnya dia menjajakan sate di sebuah Alun-alun kota, namun karena tidak ramai pengunjung ditempat itu maka dagangannya pun sepi. Akhirnya beberapa hari setelah itu dia memutuskan untuk menjajakan satenya secara keliling di kampung-kampung.
Saat awal berkeliling diakuinya jika sate dagangannya cukup laris dibeli warga. Tapi beberapa hari setelah itu tidak ada satu orang pun yang membeli satenya, hal ini kian membuatnya kehabisan modal dan akhirnya patah semangat sehingga memutuskan untuk berhenti berjualan sementara waktu.
Sampai akhirnya beberapa hari kemudian sang istri menyemangatinya untuk kembali mencari nafkah dengan cara berjualan sate keliling. Bermodalkan semangat atas dorongan sang istri pak Mamat pun mendorong gerobaknya untuk berkeliling. Kali ini tujuannya bukan lagi area kampung sekitar, tapi sebuah komplek perumahan tua.
Saat itu pada hari pertama dia menjajakan satenya di komplek perumahan tua tersebut belum ada satupun orang yang membeli. Akan tetapi dengan penuh kesabaran dia tetap mendorong gerobaknya sembari berucap “Sateee, Sate ayam, Sate kambing” dengan harapan ada orang memanggil dan membeli satenya.
Setelah beberapa saat rupanya terlihat sesosok kakek tua dengan pakaian lengkap adat jawa memberhentikan pak Mamat sembari berkata “Mas, beli satenya sekodi ya”, dengan sigap diiyakanlah permintaan tersebut, dan pak Mamat pun bergegas mempersiapkan satenya untuk dibakar.
Sembari membakar satenya pak Mamat memperhatikan kakek tua itu sambil keheranan, “kenapa malam-malam begini ada kakek tua dengan dandanan adat jawa?” Gumamnya dalam hati.
Tak beberapa lama satenya pun telah matang dan siap dihidangkan. Setelah sate tersebut sudah diberikan, lantas kakek tua itu langsung membayarnya dengan uang 50 ribuan. Pak Mamat pun kembali menuju gerobaknya untuk mengambil kembalian.
Sesaat setelah itu saat membalikkan badan untuk memberikan kembalian secara misterius kakek tua tersebut sudah hilang, dan piring sate tadi didapati sudah ludes tidak tersisah, namun anehnya terdapat sebuah kertas yang ternyata adalah resep sate.
Atas kejadian misterius itu pak Mamat pun memutuskan untuk pulang menemui istrinya. Sesampainya di rumah dia menceritakan semua kejadian itu pada sang istri, lalu mereka memutuskan untuk membuat sate dengan resep yang sudah didapat dari kakek tua tadi.
Esok harinya pak Mamat kembali memutuskan untuk berjualan sate keliling berbekal resep baru, namun secara mengejutkan beberapa saat setelah dia keluar rumah tiba-tiba saja ada pembeli yang memberhentikannya dan memborong satenya, pak Mamat pun keheranan karena kejadian seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
Kembali dia melanjutkan perjalanannya lalu tiba-tiba saja ada orang yang kembali memberhentikannya, kali ini karena tempatnya ada di kampung dan sedang banyak orang secara mengejutkan orang-orang sekitar menyerbu dagangannya. Karena persediaan sate pak Mamat tidak terlalu banyak maka dalam sekejap dagangannya sudah habis tak tersisah.
Setelah itu pak Mamat pun memutuskan untuk segera pulang dan memberitahukan istrinya perihal kabar baik tersebut. Mulai dari situlah kehidupan pak Mamat kian menjadi lebih baik, satenya selalu laris oleh pembeli.
Hingga akhirnya pak Mamat dan istrinya memutuskan untuk membeli sebuah ruko dipinggir kota untuk berjualan. Disitu pun dagangannya tidak pernah sepi pembeli, sampai saat ini pak Mamat tidak lagi menunggu ruko tempatnya jualan namun sudah dipercayakan pada pegawainya dan sudah membuka 3 cabang di kota Jakarta.
2. Tukang Bakso yang diikuti oleh Kuntilanak
Kisah ini berawal dari pak Kardiyo yang merupakan pedagang bakso keliling di kampungnya daerah Pondok kopi, Jakarta Timur. Saat itu seperti biasanya pak Kardiyo akan keliling kampung untuk menjajakan baksonya dan karena bertepatan pada hari sabtu malam minggu maka dia sengaja menambahkan stok dagangannya karena sesuai pengalaman bahwa pada hari ini kerap kali ramai pembeli.
Setelah berapa lama berjalan anehnya tidak ada satu orang pun yang membeli baksonya. Hal ini lantas membuatnya heran karena hari-hari sebelumnya selalu ramai pembeli terlebih saat malam minggu.
Sampai akhirnya waktu menunjukkan tepat pukul 9 malam dan pak Kardiyo pun memutuskan untuk istirahat sebentar di sebuah pos satpam yang sedang kosong. Tak lama setelah itu tiba-tiba datang seorang wanita dengan rambut panjang yang kemudian ingin membeli bakso pak Kardiyo. Sedikit heran pak Kardiyo memandangi wanita tersebut karena dia hapal betul dengan warga di kampung ini sehingga wanita itu dianggapnya asing.
Pak Kardiyo yang keheranan itu lantas menyiapkan semangkuk bakso untuk kemudian diberikan pada wanita tersebut, namun betapa terkejutnya dia ketika hendak memberikan mangkuknya ternyata wanita tersebut hanya tertunduk sembari melayang dan berjalan mundur dengan kaki yang tidak menapak tanah.
Pak Kardiyo pun lantas tunggang langgang berlari pulang karena ketakutan atas peristiwa tersebut, setibanya di rumah dia mengatur napasnya dan berharap kejadian seperti itu tidak terulang lagi. Sesaat setelah pikirannya tenang dia serasa menemukan jawaban kenapa sejak tadi tidak ada orang yang membeli baksonya, hal itu ternyata karena gerobak pak Kardiyo telah diikuti oleh sesosok Kuntilanak.
Keesokan harinya setelah kejadian tersebut pak Kardiyo pun kembali keliling menjajakan baksonya dan seperti hari-hari sebelumnya bakso pak Kardiyo pun laris manis sehingga semakin yakinlah dia bahwa kemarin penyebab sepinya pelanggan adalah karena ada Kuntilanak yang mengikut gerobaknya.
3. Warteg dengan penglaris ‘Peludah’
Di daerah Pasar Minggu, Jakarta Utara ada sebuah warteg milik pak Adibyo yang sudah bertahun-tahun berdiri dan selalu laris pembeli setiap harinya. Warteg itu sepintas terlihat seperti warteg biasa pada umumnya, akan tetapi sebenarnya dalam warteg itu pak Adibyo telah memelihara mahluk halus sebagai penglaris yang mana disebut dengan ‘Penglaris peludah’.
Pemberian nama tersebut bukanlah tanpa sebab, pasalnya setiap kali masakan di warteg itu akan dihidangkan maka si mahluk halus ‘Peludah’ tadi akan meludahi makanan yang disajikan pada pelanggan. Sehingga para pelanggan akan merasa bahwa makanan itu sangat enak dan memutuskan untuk kembali lagi sebagai langganan.
Bertahun-tahun praktik haram itu sudah dilakoni oleh pak Adibyo sampai akhirnya ada seseorang yang datang ke warteg tersebut dan kemudian muntah-muntah setelah makan masakan dari warteg itu. Lantas orang yang sakit tadi merasakan ada kejanggalan di perutnya yang kemudian dia memutuskan untuk pergi menemui seorang kyai yang terkenal bisa menyembuhkan penyakit atas kuasa Allah SWT.
Tak lama dari kejadian itu kyai yang mengobati orang sakit tadi memutuskan untuk mampir ke warteg milik pak Adibyo yang kemudian memesan sebuah menu untuk dihidangkan. Ternyata benar saja dugaan si kyai bahwa di warteg itu ada mahluk halus yang dipelihara sebagai penglaris.
Ini semua karena kemampuan si kyai yang memang selalu dekat dengan Allah dan rajin menjalankan ibadah sehingga dapat melihat sosok kehadiran mahluk halus tersebut. Setelah itu sang kyai langsung membacakan do’a untuk mengusir mahluk halus tersebut tanpa berbicara pada pak Adibyo selaku pemilik warteg. Tak lama setelahnya pak kyai pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya tanpa mau memakan menu yang sebelumnya sudah dipesan.
Tepat 2 minggu setelah kejadian itu sang kyai kemudian kembali ke warteg tersebut sembari bertanya pada pak Adibyo tentang usaha wartegnya, “Bagaimana pak usaha wartegnya? Masih tetap ramai pengunjung?” kata pak kyai. Kemudian pak Adibyo pun menerangkan bahwa wartegnya masih tetap seperti biasanya, cukup ramai pengunjung.
Setelah percakapan itu barulah sang kyai berterus terang pada pak Adibyo bahwa penglaris yang sebelumnya sudah diusir dejak dua minggu lalu. Lantas pak Adibyo pun terkejut dan langsung menyesali perbuatannya karena sadar bahwa itu adalah hal yang salah, karena terbukti tanpa adanya penglaris pun wartegnya tetap ramai pengunjung.
Pak Adibyo pun lantas meminta maaf dan berterimakasih pada Kyai yang sudah menyadarkan hatinya. Sampai akhirnya hingga kini warteg tersebut masih berdiri dan ramai pengunjung.
Demikianlah kisah mistis seputar mahluk halus yang menyertai para manusia. Semoga kisah-kisah tersebut dapat membuat kita semakin mawas diri dan lebih berhati-hati terhadap gangguan dari para mahluk halus dengan cara terus mengingat Tuhan yang maha kuasa.