Sebuah obyek luar angkasa misterius tidak terdefinisikan ditemukan satelit NASA pada tahun 1983. Obyek yang diselimuti debu dan tidak bercahaya bintang tersebut diketahui menyebabkan gangguan pada sudut kemiringan sumbu bumi serta orbit bumi. Tidak hanya itu saja, Obyek yang kemudian diberi nama Planet Sedna tersebut juga dilaporkan pernah mengganggu orbit Neptunus dan Uranus.
Planet yang ditemukan oleh astronom Chad Trujillo (observatorium Gemini), David Rabinowitz (Universitas Yale) dan Mike Brown (Caltech) ini hanya bisa dilihat menggunakan teropong berdiameter besar dengan sensor CCD beresolusi tinggi. Lalu bagaimana karakteristik objek langit yang diduga sebagai penyebab terbentuknya Sabuk Asteroid ini. Berikut ulasan mengenai Sedna, planet ke sepuluh dan teori kemunculannya.
Sedna Sebagai Planet Ke Sepuluh
Sejak penemuannya para astronom masih memperdebatkan Sedna, termasuk sebuah planet, atau sebuah komet, atau asteroid. Ada pula yang berpendapat bahwa Sedna bukan sebuah planet melainkan planetoid.
Planet Sedna yang terletak di awan Oort ini memiliki diameter menyerupai diameter Pluto yakni sekitar 1.180 - 2.360 km. Karena jaraknya tiga kali jarak Pluto ke matahari, planet ini memiliki suhu yang sangat dingin sekitar -240° Celcius.
Jika dilihat dari komposisi kimia penyusunnya, Sedna memiliki komposisi penyusun yang menyerupai sebuah planet, terdiri dari metana beku, es beku dan unsur lainnya. Warna Sedna yang paling merah di antara benda tata surya lainnya membuatnya tampak seperti planet Mars. Namun, jika dilihat dari ukurannya yang kecil dan bentuk orbitnya yang sangat lonjong membuatnya tampak seperti komet tanpa pijaran ekor.
Apabila mengacu pada pendapat ilmuwan yang mengatakan bahwa planet merupakan benda langit yang memiliki massa lebih padat jika dibandingkan dengan massa total benda langit di sekitarnya dalam orbit yang sama, maka Sedna bisa dibilang memiliki karakeristik seperti planet maupun komet.
Hal inilah yang menyebabkan para ilmuwan akhirnya menciptakan definisi baru mengenai planet. Sebagai hasilnya, pada tahun 2006 ilmuwan mengeluarkan Pluto dari klasifikasi planet kemudian memasukkannya ke dalam klasifikasi planet kecil bersama dengan Sedna, Xena, Eris, Huamea dan lainnya.
Meskipun masih terdapat perbedaan mengenai Sedna, para astronom sepakat bahwa Sedna merupakan anggota dari tata surya kita mengingat orbitnya yang masih mengitari matahari.
Teori Munculnya Planet Sedna
Munculnya Sedna beserta benda langit di tepi dalam awan Oort lainnya hingga kini masih diperdebatkan. Namun, secara garis besar ada 3 teori yang mengemukakan bagaimana planet-planet kecil tersebut muncul di sistem tata surya kita.
1. Teori Tangkapan Matahari
Teori pertama menyatakan bahwa planet Sedna beserta benda langit lainnya yang berada di tepi dalam awan Oort merupakan planet terluar tata surya yang pada saat kelahirannya tertangkap oleh gaya gravitasi matahari karena jaraknya yang berdekatan.
2. Teori Lontaran Planet
Teori kemunculan planet Sedna selanjutnya yakni adanya planet yang dilontarkan keluar dari area sistem planet raksasa sehingga mengganggu benda-benda langit di awan Oort dan Sabuk Kuiper.
3. Teori Papasan Bintang
Teori terakhir munculnya planet Sedna yakni terjadinya papasan antar bintang ketika tata surya mulai terbentuk. Papasan ini mengakibatkan sebagian obyek tertarik ke tepi dalam awan Oort.
Demikian pembahasan mengenai planet Sedna dan teori kemunculannya. Membahas tata surya kita yang sangat luas ini seakan tak ada habisnya, masih ada ratusan benda langit di luar sana selain Sedna yang menunggu untuk ditemukan.