Tahun baru 1 Hijriyah atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Jawa dengan istilah malam satu Suro memiliki tradisi yang selalu diidentikkan dengan sesuatu yang mistis. Tradisi ini begitu populer di kalangan masyarakat di daerah tertentu, terlebih di masyarakat pedesaan.
Menurut kalangan masyarakat yang mempercayai dan meyakini ritual 1 suro, mereka menganggap tradisi turun temurun yang di wariskan nenek moyang ini, harus selalu di jaga dan di lestarikan, karena jika tidak akan berakibat tidak baik. di bawah ini adalah beberapa jenis ritual yang sering di lakukan pada saat malam 1 suro
1. Melakukan Kungkum di Sungai
Ritual ini dilakukan oleh warga Semarang di area tugu Soeharto yang terletak di Benda Duwur, Gajahmungkur. Alasan masyarakat Semarang melakukan ritual Kungkum ini adalah meminta berkah dan juga membuang sial. Sejarah menyebutkan bahwa tugu Soeharto dulunya merupakan sebuah tempat pertemuan Kali Garang dan Kali Kreo serta menjadi saksi sejarah perjuangan Soeharto di masa penjajahan.
Peristiwa-peristiwa inilah yang membuat masyarakat Semarang percaya bahwa tempat ini merupakan tempat yang penuh kesakralan dan aura kemistisan yang masih terjaga dengan baik. Oleh karena itu mengapa tradisi Kungkum dilakukan di tempat ini.
2. Mubeng Beteng di Kraton Yogyakarta
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta setiap memperingati malam satu Suro. Tradisi ini dilakukan dengan cara mengelilingi benteng Yogyakarta yang dimulai dengan ritual seperti pemandian pusaka, pembacaan doa dan lain-lain.
Tradisi mubeng beteng ini dilaksanakan tepat pukul 00.00 WIB tanpa adanya suara atau biasa disebut dengan tapa bisu. Rute perjalanan yang akan ditempuh selama ritual berlawanan dengan arah jarum jam. Mulai dari halaman Keraton Alun-alun Utara kemudian melakukan perjalanan berlawanan arah jarum jam dan kembali lagi ke halaman Keraton di Alun-Alun Utara.
3. Kirab Kerbau Bule Kasunanan di Surakarta
Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Solo di kota Surakarta. Tradisi Kirab Kerbau ini dilakukan karena Kerbau bule adalah hewan yang sangat dihormati atau disakralkan oleh Keraton Surakarta. Oleh karena itu, setiap memperingati malam satu Suro, masyarakat Surakarta selalu melakukan tradisi ini sebagai bentuk penghormatan.
4. Ritual Memandikan Benda Pusaka
Ritual memandikan benda pusaka ini memang selalu dilakukan setiap malam satu Suro. Tak hanya bagi mereka yang memegang benda-benda pusaka, Keraton Surakarta, Yogyakarta dan beberapa keraton lainnya juga masih melakukan tradisi ini setiap malam satu Suro. Ritual ini dilakukan sebagai perwujudan bentuk perhatian terhadap para Khodam yang menjaga benda pusaka tersebut.
Biasanya beberapa media yang digunakan yaitu bunga, air kelapa dan juga jeruk nipis beserta media lainnya. Malam satu Suro tidak hanya tentang ritual-ritual saja tetapi juga ada hal lainnya yang sangat menarik untuk dibahas, yaitu mengenai akta dan mitos dari malam satu Suro. Apa saja yang termasuk ke dalam mitos malam satu Suro? Berikut ini penjelasannya.
Mitos Malam Satu Suro
1. Tidak diperkenankan mengadakan pesta
Kepercayaan ini masih sangat dipegang teguh oleh sebagian masyarakat Nusantara. Bagi mereka melakukan sebuah hajatan besar pada saat malam satu Suro sangat tidak diperkenankan. Menurut mereka, malam satu Suro bukan merupakan malam yang baik yang untuk melakukan sebuah hajatan besar, karena malam satu Suro dipercayai merupakan malam yang penuh dengan kesialan. Jadi apabila tetap memaksakan diri untuk melakukan hajatan maka bersiap-siaplah untuk menerima sesuatu yang buruk.
2. Kembalinya arwah orang yang sudah mati ke rumah
Sebagian masyarakat mempercayai bahwa setiap malam satu Suro, para arwah orang-orang yang sudah meninggal lebih dulu akan pulang ke rumahnya masing-masing untuk menemui keluarganya. Meskipun sifatnya masih sangat mistis akan tetapi kepercayaan ini masih tetap dipegang teguh sampai saat ini.
Tidak hanya arwah para orang yang sudah mati yang kembali ke rumah mereka, akan tetapi pada malam satu Suro juga dipercayai sebagai malam yang pelepasan arwah-arwah yang menjadi tumbal pesugihan. Kabarnya kebebasan yang diberikan pada mereka merupakan suatu hadiah atas pengabdian yang telah mereka lakukan selama satu tahun.
3. Malam satu Suro merupakan bulan yang penuh dengan kesialan
Kalangan masyarakat percaya bahwa bulan ini merupakan bulan yang sangat tidak baik dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya dalam kurun waktu satu tahun. Mereka yakin bahwa apapun yang dilakukan pada bulan ini hasilnya selalu tidak baik. Jadi boleh dikatakan bahwa bulan ini merupakan bulan yang penuh dengan musibah sekaligus bencana.
Maka tak heran bahwa setiap memperingati malam satu Suro, masyarakat selalu melakukan ritual-ritual khusus. Menurut mereka ritual tersebut dilakukan untuk dapat menghindari diri dari segala bencana dan musibah yang akan terjadi pada bulan tersebut. Kepercayaan ini masih sangat dipegang sampai saat ini.
4. Waktu lebaran makhluk astral
Malam satu Suro diyakini sebagai waktu yang sangat tepat bagi para makhluk astral untuk keluar dari tempat-tempat mereka bersemayam. Menurut mitos yang berkembang, pada malam satu Suro akan menjadi malam yang tepat bagi para makhluk halus untuk menampakkan dirinya.
Tidak hanya menampakkan diri, pada mala mini juga dipercayai bahwa akan terjadi banyak gangguan yang disebabkan oleh para makhuk halus karena mereka berkeliaran dengan bebas. Jadi bagi yang memutuskan keluar rumah pada malam satu Suro, lebih baik untuk berhati-hati!
Tidak hanya mitos yang menjadi cerita menarik pada malam satu Suro, fakta-fakta menarik seputar malam satu Suro juga sangat menarik untuk dibahas. Apa sajakah fakta-fakta itu? Berikut ulasannya :
Fakta Malam Satu Suro
1. Bersamaan dengan Tanggal 1 Muharram pada Kalender Hijriyah
Tanggal 1 Suro memang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram yang merupakan tahun baru bagi umat muslim. Hanya saja, kebanyakan masyarakat luas lebih mengenalnya dengan nama malam 1 Suro. Padahal sejatinya malam 1 Suro tersebut merupakan malam tahun baru hijriyah. Tetapi budaya dan adat istiadat yang sudah sangat berkembang membuat masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan sedemikian.
2. Ritual khusus yang dilakukan oleh masing-masing daerah
Ritual khusus yang telah dipaparkan di atas seperti di daerah Yogyakarta, Semarang dan Surakarta merupakan fakta yang memang terjadi pada setiap malam satu Suro. Terbukti bahwa ritual khusus seperti Kirab Kebo, Kungkuman dan lain sebagainya memang secara khusus dilakukan pada malam satu Suro. Sebab Anda akan sangat jarang menemui ritual-ritual tersebut jika tidak pada malam satu Suro. Itulah mengapa ritual-ritual tersebut merupakan ritual khusus.
3. Ritual malam satu Suro biasa dilakukan di waktu malam hari
Hal tersebut dapat Anda lihat pada setiap pelaksanaan ritual-ritual tersebut. Kebanyakan ritual-ritual tersebut dilakukan pada malam hari. Jarang sekali ada ritual yang dilaksanakan pada siang hari. Sebab malam hari dianggap sebagai malam yang penuh keheningan sekaligus waktu yang sangat tepat untuk melakukan ritual yang sifatnya sakral.
Kepercayaan dan segala tradisi mengenai malam satu Suro sudah sangat melekat pada masyarakat khususnya pada masyarakat Jawa. Namun bagi Anda, semua itu merupakan pilihan. Silahkan diikuti jika menurut anda sesuai dengan keyakinan yang Anda anut, tetapi jika tidak, tentunya tidak perlu Anda melakukannya.