...

Kuburan Trunyan, Pemakaman Menyeramkan di Pulau Bali yang Dinaungi Pohon Keramat

On 7:32:00 PM with No comments

Di sisi timur Danau Batur atau lebih tepatnya di Desa Trunyan, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali terdapat kuburan yang cukup terkenal di seantero Bali, karena keunikan dan misterinya. Kuburan tersebut bernama Kuburan Trunyan. Meskipun bernama kuburan, nyatanya jasad – jasad manusia yang disemayamkan di tempat ini tidak dikubur melainkan digeletakkan begitu saja dan disusun rapi.

Kuburan Trunyan,  Pemakaman Menyeramkan di Pulau Bali yang Dinaungi Pohon Keramat

Mendengar fakta ini mungkin kita langsung berpikir bau busuk yang ditimbulkan oleh jasad–jasad yang ada disitu bisa mengganggu aktivitas dan kenyamanan para warganya. Namun, pada kenyataannya jasad – jasad yang diletakkan di kuburan Trunyan ini sama sekali tidak mengeluarkan bau busuk. Mengapa bisa demikian?

Rupanya bau busuk yang ditimbulkan oleh jasad di pemakaman Trunyan ini mampu diredam atau dinetralisir oleh pohon besar bernama pohon Trunyan yang ada di kuburan tersebut. Pohon yang dikramatkan oleh penduduk sekitar ini memiliki kemampuan untuk mengeluarkan bau harum yang menyamarkan atau menghilangkan bau busuk dari jasad – jasad yang diletakkan di bawahnya.

Nama desa Trunyan sendiri diambil dari nama pohon ini, dimana nama Trunyan juga terdiri atas dua kata, yakni Taru yang berarti pohon, dan Menyan yang artinya harum, jadi kalau digabung menjadi pohon yang berbau harum.
Konon, menurut legenda dulunya bau pohon Trunyan ini tercium sampai ke Keraton Solo yang notabene jaraknya beratus-ratus kilometer dari Bali. Karena bau wangi itu, empat bersaudara dari Keraton Solo memutuskan untuk melakukan perjalanan demi mencari sumber bau tersebut.

Setelah melakukan perjalanan jauh melewati segala rintangan alam yang membentang, empat bersaudara yang terdiri dari tiga laki – laki dan satu perempuan itu sampai di Desa Trunyan yang tidak lain merupakan sumber bau harum tersebut. Sesampainya disana mereka mengetahui bahwa pohon dan desa tersebut dijaga oleh seorang Dewi.
Salah satu dari tiga laki – laki yang ikut dalam perjalanan tersebut diceritakan jatuh cinta dengan sang Dewi dan tidak butuh waktu lama mereka pun melangsungkan pernikahan. Setelah menikah, mereka mendirikan sebuah kerajaan kecil ditepi danau batur, tempat dimana pohon Trunyan tumbuh.

Walaupun Dewi penunggu pohon tersebut sudah menikah, namun pohon Trunyan tidak berhenti mengeluarkan bau harum. Dewi yang khawatir pohon akan diserang kerajaan lain akhirnya memerintahkan penduduk kerajaan tersebut untuk meletakkan jasad – jasad manusia yang sudah meninggal di bawah pohon Trunyan agar baunya hilang. Akhirnya percobaan tersebut berhasil dan bau wangi dari pohon tidak menyebar serta bau busuk dari jasad manusia di bawahnya tidak tercium hingga ke perumahan warga.

Sejak saat itulah area sekitar pohon Trunyan ini digunakan sebagai persemayaman jasad penduduk sekitar yang sudah meninggal.
Karena jasad – jasad di sini tidak dikubur seperti kuburan pada umumnya, tulang belulang manusia pun terlihat tertata beraturan di tempat ini. Hal ini tentu membuat kuburan Trunyan tampak sangat menyeramkan dibandingkan pemakaman biasa.

Jika anda ingin mengunjungi kuburan tanpa bau ini, anda bisa menempuh jalur laut dengan menyewa perahu motor seharga Rp. 400.000,- dengan muatan maksimal 7 orang. Bagi anda yang suka dengan hal – hal mistis, mengunjungi tempat ini sangat cocok karena anda akan disajikan dengan aura mencekam dengan ratusan tulang belulang yang ada disana. Jangan lupa juga untuk menjaga sikap dan juga bersedekah di tempat yang disediakan demi perawatan kuburan Trunyan ini.


Next
« Prev Post
Previous
Next Post »