...

7 Tradisi Bali yang Unik dan Menarik

On 2:46:00 PM with 1 comment

Pulau Bali memang terkenal akan sejuta pesona alamnya. Tidak hanya terkenal seindonesia, tetapi bahkan masyarakat dunia pun sudah sangat familiar dengan pulai bali. Tapi, tahukah anda bahwa selain daya tarik pesona alamnya, ada beragam keindahan dan keunikan khas yang juga tak kalah menariknya untuk di tonotn. Apakah saja itu? Yuk, langsung saja kita simak bersama-sama lengkap informasinya di bawah ini

Berbagai Tradisi Unik Khas Pulau Bali

1. Upacara Ngedeblag


7 Tradisi Bali Yang Unik dan Menarik

Saat kalian berlibur di Bali dan menemui orang-orang dengan dandanan seram dan wajah yang dicoret-coret itu bukan berarti sedang ada festival ‘Halloween’, melainkan sedang ada upacara Ngedebleg. Upacara ini hanya bisa kalian temui setahun sekali tepatnya di hari ‘Kajeng Kliwon’ yaitu saat menjelang peralihan sasih keenam (kalender Bali) dan hanya ada di desa Pekraman Kemenuh, Gianyar, Bali.

Awal mula lahirnya ritual ini adalah banyaknya bencana yang ada pada masa lalu, mulai dari bencana alam sampai wabah penyakit. Oleh karena itu dilakukan sebuah ritual yang dinamakan “Ngedebleg” dan diyakini dapat mengusir bencana dan wabah penyakit.

Prosesi upacara ini dilaksanankan mulai jam 12 siang, dan wajib diikuti oleh seluruh warga desa. Diawali dengan sembahyang bersama lalu berkeliling desa dengan mengarak sepasang ‘barong’ sembari membunyikan kentongan, gamelan, dan alat-alat lain yang sudah dipersiapkan oleh warga. Dalam perjalanannya, para ibu sudah bersiap dengan membawa sesajen sembari melantunkan do’a untuk menetralisir roh jahat yang mengganggu desa.

2. Mekotek

7 Tradisi Bali Yang Unik dan Menarik


Pada awalnya upacara Mekotek ini dilakukan untuk menyambut atau melepas para pasukan kerajaan Mengwi yang akan berperang ataupun pulang dari medan perang. Namun seiring perkembangan zaman, tradisi Mekotek ini lebih difungsikan untuk memohon keselamatan dan tolak bala.

Walaupun Mekotek dikenal juga dengan istilah perang kayu namun dapat dipastikan bahwa upacara ini tidak menimbulkan perpecahan antara kedua belah pihak. Karena tidak seperti perang pada umumnya, disini para warga tidak saling memukulkan tongkat kayu melainkan menyusunnya hingga membentuk piramid yang kemudian nantinya akan ada salah satu dari mereka yang naik ke puncaknya dan memberi komando kepada yang lain untuk menabrak tumpukan tongkat dari lawan.

3. Gebug Ende

7 Tradisi Bali Yang Unik dan Menarik


Gebug Ende atau yang dikenal dengan ritual pemanggil hujan adalah tradisi yang dilakukan oleh warga desa Seraya setiap musim kemarau tiba. Desa yang terletak di dataran tinggi ini terkenal dengan kondisi tanah yang tandus dan kering saat musim kemarau, sehingga warga selalu melakukan tradisi ini guna memohon turunnya hujan guna mengairi lahan pertanian yang ada.

Ritual diawali dengan melakukan sembahyang dan mempersembahkan sesajen, lalu dilanjutkan dengan pertarungan antara dua pemuda yang membawa tongkat dari rotan sepanjang 1,5 meter. Hal ini yang mendasari penamaan dari tradisini ini yang mana ‘Gebug’ artinya adalah memukul dan ‘Ende’ artinya tameng yang terbuat dari rotan.

7 Tradisi Bali Yang Unik dan Menarik


Proses pertarungan pun diawasi oleh wasit dan dibatasi oleh sebuah tongkat yang ditaruh di tanah, berfungsi untuk membatasi pergerakan kedua petarung agar tidak saling memasuki daerah lawan. 

4. Perang Pandan


7 Tradisi Bali Yang Unik dan Menarik

Tradisi perang pandan atau juga disebut dengan ‘Balih-balihan’ dapat kalian temui apabila mengunjungi desa Tenganan, Karangasem, Bali. Tradisi ini sangat sakral karena dianggap sebagai tari wali dipersembahkan kepada dewa Indra yang dikenal sebagai dewa kemakmuran.


7 Tradisi Bali Yang Unik dan Menarik


Tradisi ini diawali dengan ritual upacara untuk memohon keselamatan lalu dilanjutkan para petarung dengan saling bertukar tuak yang sudah dituang ke gelas dalam bentuk daun pisang. Selanjutnya para peserta akan mulai bertarung satu lawan satu dengan menggunakan daun pandan yang berduri tajam dan tameng dari rotan sebagai senjata.

Mereka akan memulai pertarungan setelah diberi aba-aba oleh pemangku adat. Kedua peserta akan saling menyerang dengan cara merangkul tubuh lawan dan memukul bagian punggung dengan pandan berduri tadi. Tentu hal ini akan terasa sakit karena para peserta dilarang mengenakan baju atau benda apapun yang menutupi tubuh. 



Setelah pertarungan berakhir, luka yang terjadi akibat pertarungan tadi akan diolesi dengan obat sakral yang sudah dipersiapkan oleh para pemudi sebulan sebelum tradisi digelar

5. Ngerebong

Ngerebong atau yang dikenal dengan kesurupan massal adalah tradisi yang dilakukan oleh warga desa Pakeraman Kesiman, Denpasar, Bali. Tradisi ini dilaksanakan setiap 8 hari setelah hari raya kuningan, karena warga percaya pada hari itu para dewa akan berkumpul.


7 Tradisi Bali Yang Unik dan Menarik


Tradisi ini diawali dengan sembahyang di Pura Petilan yang kemudian dilanjutkan dengan acara adu ayam di wantilan (kandang) dan disambut dengan alunan musik tradisional serta beberapa sesajen.

Puncak acara akan ditandai dengan munculnya para pemuda yang keluar dari pura dan mulai mengelilingi wantilan sebanyak 3 kali. Saat inilah proses kesurupan massal akan dimulai, para pemuda yang tadinya dengan tenang berkeliling memutari wantilan akan mulai kerasukan dan melakukan tindakan bahaya dengan menusukkan keris ke tubuhnya.

Anehnya, para pemuda yang kerasukan tadi tidak terluka sedikitpun akibat tusukkan keris, hal itu dipercaya karena ada kekuatan magis dari para roh yang melindungi tubuhnya. Ritual ini akan berlangsung sampai matahari mulai tenggelam, yang kemudian diikuti dengan ritual pemulangan para roh yang merasuki para pemuda tadi.

6. Omed-Omedan

Bagi warga Banjar Kaja, Denpasar, Bali, tradisi ini bukanlah sebuah aksi pornografi melainkan sebuah budaya leluhur yang harus digelar setiap tahunnya setelah hari raya nyepi. Konon hal ini didasari oleh perintah raja yang saat itu sedang sakit terbaring di kasurnya dan kemudian sembuh setelah dia mendengar kegaduhan dari warganya yang melakoni Omed-Omedan.

7 Tradisi Bali Yang Unik dan Menarik


Tradisi ini diawali dengan arak-arakan pemuda dan pemudi dengan cara dipanggul oleh warga. Lalu mereka akan diarak dan dipertemukan dengan lawan jenisnya untuk kemudian saling tarik-menarik dan berciuman.

Para peserta yang diperbolehkan mengikuti tradisi ini adalah mereka yang minimal sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) dan belum lulus kuliah. Adapun mereka haruslah belum menikah serta wajib mengenakan baju adat Bali.

Walaupun beberapa peserta mengaku malu-malu terlebih bagi para perempuan, namun mereka tetap menjalani tradisi ini demi melestarikan budaya. Terlebih Para warga juga khawatir apabila tradisi ini dihentikan maka akan muncul mala petaka.

7. Ritual Agung Briyang

Ritual ini dilaksanakan oleh warga desa Sidepta, Buleleng, Bali. Tidak seperti ritual lainnya yang biasa diadakan setiap tahun, ritual Agung Briyang ini hanya dilaksanakan 3 tahun sekali setiap bulan ‘penuh’ dalam bulan kesepuluh kalender Bali yang dipersembahkan untuk para leluhur desa sekaligus untuk menolak bala dari para roh jahat.


7 Tradisi Bali Yang Unik dan Menarik


Ritual ini dimulai dengan para pria yang berdiri mengitari api di depan Pura Agung Candi, diikuti dengan para wanita yang membawa sesajen di kepala mereka. Ritual diawali dengan pembacaan do’a yang ditujukan untuk para dewa keselamatan sekaligus untuk mengusir roh jahat. Setelah itu para pria akan mulai membersihkan senjata mereka karena dipercaya hal itu dapat menangkal gangguan para roh jahat.

Walaupun ritual ini hanya dilaksanakan 3 tahun sekali tapi para warga desa Sidepta menjamin akan melestarikannya. Hal ini didasari oleh kasus pada tahun 1999, saat itu warga desa tidak melaksanakan ritual Agung Briyang dan tiba-tiba terjadilah bencana, sehingga warga menganggap itu adalah kutukan dari roh jahat.



Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

1 komentar:

Ritual dan tradisi di Bali ini emg udah kental banget dan terus tetap dijaga smpe skrg juga...

http://www.marketingkita.com/2017/08/pengertian-pemasaran-dalam-ilmu-marketing.html